Bunga Edelweis sang bunga abadi kini keberadaannya di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ( TNBTS ) terancam punah. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memperkirakan bunga khas dataran tinggi itu akan punah dalam tempo lima hingga sepuluh tahun mendatang.
"Perburuan Edelweis oleh manusia untuk diperjualbelikan cukup banyak
terjadi," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo, Ayu Dewi Utari.
Banyak pengunjung yang tak mempunyai kesadaran untuk tetap menikmati
keindahan Edelweis tanpa harus memetiknya. Selain itu faktor anomali cuaca juga dapat membuat tanaman dengan nama Latin Anaphalis javanica itu terancam punah.
Soal rendahnya kesadaran pengunjung taman nasional Bromo dalam melestarikan Edelweis mereka umumnya memetik bunga itu untuk disimpan sebagai kebanggaan,
ditaruh di kamar atau ruang tamu sebagai hiasan, atau dijadikan
oleh - oleh bagi orang terkasih.
Kebiasaan ini dipicu anggapan bahwa Edelweis perlambang keabadian,
ketulusan cinta, dan pengorbanan karena hanya tumbuh di ketinggian pucuk
atau lereng gunung.
Edelweis tumbuh liar merata di seluruh kawasan taman nasional Bromo
Tengger Semeru seluas 50.276 hektare. Bila disatukan, sebaran tanaman Edelweis ditaksir hanya seluas 1.000 hektare.
Pengawasan terhadap keberadaan flora dan fauna di taman nasional ini
rutin dilakukan dengan patroli. Pengelola juga tak bosan - bosannya
mengingatkan pengunjung untuk tidak mengambil dan membawa pulang apa pun
dari dalam taman nasional tanpa izin.
"Namun tetap saja banyak pengunjung yang bandel. Ada yang mengaku pecinta alam, tapi ulahnya justru merusak alam," ujar Ayu.
Untuk menyelamatkan tanaman Edelweis dari ancaman kepunahan sekaligus
supaya pengunjung dapat menikmati keindahan bunga itu, pengelola taman
nasional berencana membuat taman konservasi Edelweis seluas 1 hektare di
wilayah Ranu Regulo, yang berjarak sekitar 300 meter dari Pos Ranu
Pani.
Taman konservasi yang dibangun bersama Japan International Cooperation
Agency ( JICA ) itu rencananya akan membudidayakan seratusan pohon Edelweis untuk tahap awal. Sayangnya, hingga kini hanya 5 pohon yang
bertahan hidup, selebihnya sekarat dan mati.
Cuaca ekstrem sepanjang Juni hingga Agustus membuat temperatur udara di
taman nasional bisa mencapai minus tiga derajat Celsius pada malam hari.
Akibatnya, muncul bunga - bunga es di pucuk - pucuk pohon, ilalang, dan
rerumputan yang bentuknya mirip salju tipis.
Tanaman Edelweis memang sulit tumbuh di saat suhu ekstrem dingin. Di musim kering Edelweis mati suri dan hidup lagi di musim hujan.
src.
Sunday, April 27, 2014
Edelweis Di Bromo Terancam Punah
About bocahpetualang
Templatesyard is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design. The main mission of templatesyard is to provide the best quality blogger templates.
Related Posts:
Tempat Petualangan
Label:
gunung,
pengetahuan,
Tempat Petualangan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment