Naiknya produksi batubara di Kalimantan Timur yang diiringi tingginya gangguan ponton pengangkut batubara membuat populasi pesut Mahakam semakin terancam.
Naiknya produksi batubara di Kalimantan Timur yang diiringi tingginya gangguan ponton pengangkut batubara melawati habitat Pesut Mahakam mendapat protes warga. Protes tersebut disuarakan oleh lebih dari 15 ribu netizen melalui laman petisi Change.org
Petisi berjudul “Selamatkan Pesut Mahakam dari Kebisingan Ponton Batubara” tersebut dimulai oleh Yayasan Konservasi RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia) dan ditujukan kepada Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Menurut RASI, Pemberian izin peningkatan produksi batubara dari 4 juta ton menjadi 20 juta ton serta pengangkutan lewat Sungai Kedang Kepala telah mengakibatkan terganggunya habitat Pesut Mahakam.
“Studi yang telah dilakukan oleh Yayasan Konservasi RASI dari tahun 1999 hingga sekarang menunjukkan bahwa populasi Pesut telah diambang kepunahan dengan jumlah populasi kurang dari 90 ekor,” sebut RASI dalam petisinya. Menurut RASI, hal itu terjadi antara lain karena gangguan ponton batubara.
Berikut kutipannya:
“Dikarenakan ponton mengeluarkan suara kebisingan yang melebihi 80 desibel dan sangat mengganggu pesut, maka pesut lebih memilih untuk menghindar dan tidak masuk anak sungai tersebut.
Suara bising tersebut dapat menghalau pantulan sonar pesut sehingga membuatnya sulit berorientasi dan dapat berkibat ditabrak ponton.
Apalagi untuk mencari makan, sudah tidak dapat dilakukan lagi. Studi genetis juga telah membuktikan bahwa DNA pesut sudah berbeda secara signifikan dengan jenis terdekat yang berada di pesisir seperti muara Mahakam, Teluk Balikpapan dan daerah atau negara lainnya…”
RASI juga mempertanyakan kebijakan pemerintah daerah yang dianggap bertentangan dengan konservasi satwa langka tersebut. “Bukannya menghentikan, gubernur malah memberi izin peningkatan produksi batubara pada PT. Bara Tabang menjadi 20 juta ton secara bertahap, tahun pertama 4 juta, kedua 8 juta dan ketiga 15 juta”, kata RASI.
Hingga hari ini, pukul 15.00 WIB petisi sudah didukung oleh 15,565 tandatangan dan jumlahnya terus bertambah.
Salah seorang pendukung petisi, Rahendra Bagus mengatakan: “Pesut Mahakam dijadikan maskot PON tahun 2008 dan dibuat patung monumen pesut di seberang kantor gubernur kaltim, tetapi pemerintah belum menunjukkan upaya penyelamatan yang serius kepada pesut Mahakam, salah satu cara terbaik adalah memberikan habitat yang bebas kepada pesut untuk hidup dan menjadikan salah satu fauna kebanggaan Kaltim tetap hidup sampai selamanya.”
Sementara itu pendukung petisi lainnya Arya Gilang Ramadhan mengatakan: “Pemerintah jangan cuma mikirin energi saja, lihat dampaknya pada lingkungan. Yang hidup bukan cuma manusia saja.”
Jika Anda ingin turut menandatangani petisi atau melihat komentar-komentar terkait, dapat mengunjungi tautan www.change.org/pesut.
No comments:
Post a Comment