Gunung Ciremai ( 3.078 mdpl ) merupakan gunung berapi yang masih aktif dan bertipe Strato.
Secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi
Jawa Barat. Kini G. Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai ( TNGC ), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare. Gunung Ciremai memiliki dua kawah utama, Kawah barat dan Kawah Timur, serta kawah letusan kecil Gua Walet.
Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT.
Gunung ini memiliki keistimewaan tersendiri bila dibandingkan dengan
gunung - gunung lainnya di pulau Jawa, seperti juga Gunung Slamet,
gunung ini terpisah dari gunung - gunung tinggi lainnya, tetapi Gunung Ciremai ini lebih dekat dengan Laut Jawa. Kegiatannya yang terakhir tercatat pada tahun 1973, berupa gempa tektonik yang cukup kuat.
Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat, dapat didaki dari arah timur melalui Linggarjati ( 580 mdpl ), dari arah selatan melalui Palutungan ( 1.227 mdpl ) dan dari arah barat melalui Maja ( lewat Apui dan lewat Argalingga ).
Jalur Linggarjati dan jalur Palutungan adalah jalur yang paling banyak dilalui, dan merupakan jalur yang dianjurkan oleh pihak PERHUTANI
pengelola kawasan hutan di sekitar Gunung Ciremai. Desa Linggarjati
merupakan gerbang utama pendakian ke Gunung Ciremai. Untuk mencapainya,
dari terminal Cirebon atau dari Jakarta, kita naik bus jurusan Kuningan dan turun di Terminal Cilimus atau di pertigaan menuju pusat Desa Linggarjati, dan meneruskan perjalanan ke Desa Linggarjati dengan minibus.
Di Desa Linggarjati ini terdapat penginapan, salah satunya adalah Pesanggrahan di kawasan Taman Wisata Linggarjati Indah dan Siliwangi Park Resort.
Walau begitu kita bisa dengan mudah mendapatkan tempat bermalam di
Balai Desa atau dirumah - rumah, dengan biaya sukarela saja. Walaupun
warung - warung juga tersedia, bila bermalam di rumah - rumah penduduk
ini, kita bisa memasak sendiri.
Fasilitas telepon kartu dapat kita jumpai di Taman Wisata Linggarjati Indah, dan WARTEL hanya tersedia di Cilimus, dimana kita bisa menerima dan mengirim facsimile ( Telp / Fax No. 0232 - 63112 ). Desa Linggarjati merupakan desa yang bersejarah, dimana kita bisa mengunjungi Gedung Linggarjati, yang dijadikan museum untuk mengenang perjanjian Linggarjati yang dilaksanakan tahun 1946.
Setelah pendakian, bila ingin menikmati mandi air panas yang alami, kita bisa menuju ke Desa Sangkan Hurip,
± 4 km ke arah timur Linggarjati, dimana terdapat permandian air panas
yang mengandung yodium, berbeda dengan tempat lain yang biasanya
mengandung belerang. Kita juga bisa berwisata di Taman Wisata
Linggarjati Indah, dimana tersedia fasilitas kolam renang.
Jalur Linggarjati
Jalur pendakian dari Linggarjati ini sangat jelas, karenanya
menjadi pilihan utama para pendaki. Dibandingkan dengan jalur lain,
jalur Palutungan misalnya, jalur Linggarjati ini lebih curam dan sulit,
dengan kemiringan sampai 70 derajat. Di jalur ini air hanya terdapat di Cibunar.
Dari Desa Linggarjati berjalan lurus, kurang lebih 1 / 2 jam, mengikuti jalan desa melewati hutan pinus, kita akan sampai di Cibunar ( 750 mdpl ). Disini kita menjumpai jalan bercabang, ke arah kiri menuju sumber air dan lurus ke arah puncak. Kalau tidak bermalam di Desa Linggarjati, kita bisa berkemah di Cibunar ini.
Persediaan air hendaknya dipersiapkan disini untuk perjalanan pulang
pergi, karena setelah ini tidak ada lagi mata air. Dari Cibunar, kita
mulai mendaki melewati perladangan dan hutan Pinus, dan kita akan
melewati Leuweung Datar ( 1.285 mdpl ), Condang Amis ( 1.350 mdpl ), dan Blok Kuburan Kuda
( 1.580 mdpl ), disini kita dapat mendirikan tenda. Dari Cibunar sampai
ke Blok Kuburan Kuda dibutuhkan waktu kira - kira 3 jam.
Jalur akan semakin curam dan kita akan melewati Pengalap ( 1.790 mdpl ) dan Tanjakan Binbin ( 1.920 mdpl ) dimana kita bisa temui pohon - pohon palem merah. Selanjutnya kita lewati Tanjakan Seruni ( 2.080 mdpl ), dan Bapa Tere ( 2.200 mdpl ), kemudian kita sampai di Batu Lingga
( 2.400 mdpl ), dimana terdapat sebuah batu cukup besar ditengah jalur.
Menurut cerita rakyat, dasar kawah Gunung Ciremai sama tingginya dengan
Batu Lingga ini.
Perjalanan dari Kuburan Kuda sampai ke Batu Lingga ini memakan
waktu sekitar 3 - 4 jam. Di beberapa pos, kita dapat jumpai nama tempat
tersebut, walaupun kadang kurang jelas karena dirusak. Dari Batu Lingga
kita akan melewati Sangga Buana Bawah ( 2.545 mdpl ) dan Sangga Buana Atas
( 2.665 mdpl ), mulai di jalur ini kita bisa memandang kearah pantai
Cirebon. Burung - burung juga akan lebih mudah kita jumpai di daerah
ini, dan selanjutnya kita akan sampai di Pengasinan ( 2.860 mdpl ), yang
dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dari Batu Lingga.
Di sekitar Pengasinan ini akan dijumpai Edelweis Jawa ( Bunga Salju ) yang langka itu, namun dari waktu ke waktu semakin berkurang populasinya. Dari Pengasinan menuju puncak Sunan Telaga atau Sunan Cirebon ( 3.078 mdpl ) masih dibutuhkan waktu sekitar 0,5 jam lagi, dengan melewati jalur yang berbatu - batu.
Dari puncak, akan kita saksikan pemandangan kawah - kawah Gunung Ciremai
yang fantastis. Bila cuaca cerah kita juga dapat menikmati panorama
yang menarik ke arah kota Cirebon, Majalengka, Bandung, Laut Jawa, Gunung Slamet dan gunung - gunung di Jawa Barat.
Pemandangan lebih menarik akan kita jumpai pada waktu matahari terbit dari arah Laut Jawa.
Suhu di puncak bisa mencapai 8 -13 C. Dari puncak ke arah kanan kita
bisa menuju ke kawah belerang yang ditempuh dalam 1,5 jam perjalanan.
Untuk mengitari puncak dan kawah - kawahnya, diperlukan waktu 2,5 jam.
Dari Puncak kearah kiri 15 - 20 menit perjalanan, kita akan jumpai 3
buah cerukan, yang posisinya lebih rendah dari puncak dinding kawah,
tempat yang cukup nyaman untuk bermalam dan berlindung dari tiupan angin
kencang dari arah kawah.
Perjalanan mendaki puncak Gunung Ciremai rata - rata membutuhkan
waktu 8 - 11 jam dan 5 - 6 jam untuk turun, dengan demikian kita harus
mendirikan tenda di perjalanan. Karena itu perlengkapan tidur ( sleeping
bag, tenda dsb.), dan perlengkapan masa adalah suatu keharusan.
Pendakian pada musim kemarau cukup menyenangkan karena cuaca lebih
bersahabat, dan kondisi medan tidak terlalu licin, serta pemandangan
lebih cerah.
Jalur Palutungan
Jalur Palutungan tidak terlalu curam seperti jalur Linggarjati,
tetapi kita harus menambah waktu tempuh 2 - 3 jam. Dari Terminal
Kuningan kita bisa langsung menuju Desa Palutungan yang jaraknya 9 km
dengan Angkutan Pedesaan. Fasilitas telepon Interlokal terakhir tersedia
di Kuningan.
Di Palutungan hanya ada toko - toko kecil, maka sebaiknya keperluan
logistik untuk bekal pendakian dipenuhi di Kuningan. Di Desa Palutungan
terdapat areal perkemahan yang bernama Bumi Perkemahan Erpah, perjalanan
hanya membutuhkan waktu 10 menit, dan setiap hari libur banyak
pengunjung berwisata di tempat ini. Persedian air untuk pendakian
sebaiknya disiapkan di desa ini dan untuk menginap.
Dari Palutungan pendakian kita teruskan melalui Cigowong Girang (
1.450 mdpl ), selama 3 jam perjalanan, dimana terdapat sebuah sungai
kecil yang lebarnya ± 1 - 1,5 m. Disini kita bisa menambah persediaan
air dan mendirikan tenda di tempat ini, walaupun tempatnya kurang
memadai dan suhu sudah cukup dingin. Selanjutnya kita akan memasuki
hutan dan melalui Blok Kuta ( 1.690 mdpl ) dan Blok Pangguyungan Badak ( 1.790 mdpl ).
Dari Tegal Jumuju perjalanan kita teruskan menuju ke Sanghyang Rangkah,
Selama 2 jam perjalanan. Di Sanghyang Rangkah menuju terdapat lokasi
pemujaan yang sering di pergunakan oleh penduduk di sekitar lereng untuk
upacara memohon keselamatan. Dari sini perjalanan kita teruskan menuju
ke Gua Walet ( 2.925 mdpl ), selama 4 jam perjalanan.
Gua walet merupakan bekas letusan yang berbentuk terowongan. Disini kita
juga bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Esok harinya kita bisa
menuju ke Tepi Kawah ( 3.056 mdpl ) dan Langsung ke puncak, selama 3 jam perjalanan.
Perjalanan kita teruskan dengan melewati Blok Arban ( 2.030 mdpl ), kemudian Tanjakan Assoy
( 2.108 mdpl ). Di tempat ini kita bisa beristirahat sebelum melewati
tanjakan yang cukup curam. Dari Cigowong Girang diperlukan waktu 4 - 5
jam menuju tempat ini. Selanjutnya kita akan melewati Blok Pesanggrahan ( 2.450 mdpl ) dan Blok Sanghyang Ropoh
( 2.590 mdpl ), kemudian kita akan sampai pada pertigaan ( 2.700 mdpl )
yang menuju ke Apui dan ke Kawah Gua Walet. Kira - kira 2 jam waktu
tempuh dari Tanjakan Assoy ke pertigaan ini. Dari pertigaan kita menuju
Kawah Gua Walet ( 2.925 mdpl ) dan ke puncak Sunan Cirebon, yang diperlukan waktu 1,5 jam perjalanan.
Jalur Maja (via Apui, Cipanas )
Untuk mencapai kampung Apui, Cipanas. Dari arah kota Cirebon naik
bus menuju ke Majalengka, lalu dilanjutkan dengan naik minibus menuju
ke Maja ( 556 mdpl ). Setelah sampai di Maja kita turun dan naik lagi
Angkutan Pedesaan menuju ke Desa Cipanas. Di Desa Cipanas kita akan
menemui lahan bekas perkebunan Teh Argalingga yang sangat luas
tapi sekrang telah berubah menjadi lahan sayur - sayuran. Di sini saat
matahari tenggelam di ufuk barat pemandangannya sangat indah.
Dari desa Cipanas, perjalanan kita teruskan menuju ke kampung Apui (
1.100 mdpl ) dengan angkutan pedesaan. Setiba di kampung Apui kita
mempersipakan kebutuhan air karena sepanjang jalur pendakian tidak
terdapat mata air. Kampung Apui, Mayoritas penduduknya Sunda dan
bermata pencaharian sebagai petani sayur - sayuran. Jalan masuk ke
kampung ini banyak terdapat tanjakan - tanjakan dengan kemiringan hampir
70 derajat.
Awal pendakian dimulai melewati perladangan dan hutang produksi selam 3 - 4 jam kita akan sampai di Berod. Disini kita akan menemui pertigaan, kita ambil yang ke arah puncak. Setiba di Berod perjalanan kita teruskan menuju ke Simpang Lima
( Perempatan Alur ), perjalanan memakan waktu sekitar 0,5 jam dari
Berod, lalu di teruskan menuju Tegal Mersawah. Di Tegal Mersawah
perjalanan langsung kita teruskan menuju ke Pangguyangan Badak. Disini kita bisa beristirahat.
Perjalanan kita teruskan 2 jam lagi kita akan sampai di Tegal Jumuju (
2.520 mdpl ). Dari Tegal Jumuju perjalanan kita teruskan menuju ke
Sanghyang Rangkah, Selama 2 jam perjalanan. Di Sanghyang Rangkah menuju
terdapat lokasi pemujaan yang sering di pergunakan oleh penduduk di
sekitar lereng untuk upacara memohon keselamatan. Dari sini perjalanan
kita teruskan menuju ke Gua Walet ( 2.925 mdpl ), selama 4 jam perjalanan.
Gua walet merupakan bekas letusan yang berbentuk terowongan.
Disini kita juga bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Esok harinya kita
bisa menuju ke Tepi Kawah ( 3.056 mdpl ) dan Langsung ke puncak, selama
3 jam perjalanan.
Pemanduan, Perijinan dan Keadaan Darurat
Jika ingin mendaki Gunung Ciremai kita dapat meminta ijin di PERHUTANI Kuningan dan Polisi setempat ( POLSEK
Kuningan ), dengan alamat: PERHUTANI KPH Kuningan Jl. Siliwangi 43
Kuningan- Jawa Barat ( Telp. 0232 - 81144 ). Kita juga harus mendapat
Rekomendasi dari Dinas Sosial Politik ( Ditsospol ) Kabupaten Kuningan dan Ijin dari Kepolisian Resort Kuningan.
Bila kita mendaki lewat Desa Linggarjati, kita harus melapor ke petugas PERHUTANI,
Pak Juned untuk perbaikan pondok pendaki. Pak Juned dapat memberi
informasi tentang jalur pendakian Gunung Ciremai, juga bisa membantu
mencarikan pemandu atau porter. Bila kita lewat jalur Apui kita melapor
dahulu kepada PERHUTANI unit Apui.Untuk mencari Pemandu gunung dapat di
cari di Apui.
Bila terjadi keadaan darurat saat melakukan pendakian di Gunung Ciremai
selain menghubungi aparat desa setempat, bisa juga menghubungi Organisasi Pencinta Alam, AKAR di Kuningan dan WANADRI di Bandung.
Tuesday, March 4, 2014
About bocahpetualang
Templatesyard is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design. The main mission of templatesyard is to provide the best quality blogger templates.
Related Posts:
gunung
Label:
gunung
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment