Catatan Si Bolang

Ilmu pengetahuan itu mahal, tp jika berbagi dengan gratis, sayang sekali bila tidak dimanfaatkan, bukan ?

Sunday, March 27, 2016

SENSASI SAAT MENDAKI GUNUNG

Mendaki gunung sudah menjadi tren di hampir semua kalangan. Anak muda, orangtua sampai anak - anak pun ikut. Mendaki gunung yang dulunya wah kini jadi 'biasa' saja. Tapi, meskipun begitu kamu mesti tetap harus melakukan persiapan yang baik sebelum mendaki.

Inilah Sensasi Saat Mendaki Gunung

Dan Inilah Sensasi Saat Mendaki Gunung yang akan kamu temukan dan rasakan.

Kamu jadi merasa rendah di hadapan-Nya
Ketika sudah mampu menggapai puncak, kamu bakal melihat pemandangan hamparan Bumi yang sangat - sangat luas tak bertepi. Ketika itu kamu bakal merasakan betapa kecilnya dirimu. 


Kalau kamu justru ngerasa sebaliknya, merasa hebat karena mampu menaklukkan puncak, kayaknya ada yang salah dari dirimu. Cobalah memunculkan perasaan dari perspektif lain supaya yang hadir adalah kerendahan hati bukannya kepongahan.

Terlatih kebersamaan
Ini berlaku kalau kamu naik secara bergerombol. Kamu tak bisa  mikir dirimu sendiri saja, semisal jalan sendiri dan ninggalin teman - temanmu begitu saja di belakang. Kalau ada apa - apa, kamu pasti butuhpertolongan mereka, dan berlaku sebaliknya. 

Jadi, tak bisa  kamu yang diberi terus, kamu juga harus memberi. Semisal ada yang lelah istirahat semua, kalau yang satu kehabisan air yang lain memberi. Itulah kebersamaan.

Ada sensasi sewaktu mengendalikan emosi 
Naik gunung yang membutuhkan tenaga identik dengan kondisi lelah. Nah, pada titik ini ada kecenderungan bagi siapa saja naik emosinya.

Tentu kamu tak perlu menciptakan kondisi yang semakin keruh. Sudah pada capek malah dapat omelan atau sikap menjengkelkan lainnya sebagai efek emosional dari lelah fisik tadi. 

Di sinilah setiap orang harus bisa tetap easy going sampai menginjak puncak dan turun lagi. Kalau mau emosi, simpan dulu dan luapkan kalau sudah di bawah.

Belajar tanggung jawab dengan pilihan
Nah, ini bisa jadi sensasi juga buat kamu yang mau naik gunung. Kalau sudah memutuskan, harus tanggung jawab  dengan segala konsekuensinya.

Tak boleh plin - plan, misalnya baru sampai sepersekian perjalanan sudah mnyerah, milih balik arah karena keingat sesuatu kerjaan yang belum selesai, dll. 

Kalau sudah memutuskan naik gunung, harus komitmen dan konsisten. Tinggalkan dulu hal lain dan fokus di sini dulu. Termasuk siap dengan berbagai kondisi yang tidak terduga. "Pantang pulang sebelum puncak idaman" harus kamu pancangkan di dadamu.

Kamu bisa lebih deket satu sama lain
Karena terkondisikan untuk saling mendorong dan berbagi selama perjalanan ke puncak, maka setelahnya kamu bisa jadi lebih dekat dengan teman seperjalananmu sewaktu naik gunung.

Baik - baik maupun buruk - buruknya tergambar jelas selama perjalanan mendaki. Dengan begitu, pertemanan kamu bisa lebih langgeng karena sudah saling memahami satu sama lain.

Jangan sampai nyampah!
Jangan lupa bersih - bersih sebelum kamu meninggalkan area camp-mu sebab belum pernah ada cleaning service di gunung. Jadi kamu mesti aktif menjaga kelestarian lingkungan gunung yang bakal kamu daki. 

Usahakan juga tidak langsung membakar sampah - sampah yang kalian sisakan karena termasuk merusak alam.

Lebih utama mengumpulkan dan membuang ke tempat sampah ketika kamu sudah sampai di bawah untuk diolah secara lebih tepat oleh petugas terkait.

Setia pada rombongan
Ini tak kalah penting, kamu harus setia pada rombonganmu bagaimanapun keadaannya. Jangan sekalipun meninggikan ego "aku bisa ke puncak dengan cepat" dsb lantas berpisah dari rombongan.

Perlu diperhatikan juga, rombongan jangan terlalu besar karena dikhawatirkan justru sulit dalam maengkondisikannya. Idealnya, satu kelompok cukup 5 - 6 orang.  Brilio

No comments:

Post a Comment