Cerita ini terjadi pada 24/08/2009. Pagi itu aku adalah hari Jum’at. Aku dan teman – teman telah siap berangkat ke gunung bromo. Saat itu jam masih menunjukkan pukul 06.30 kami bersepakat untuk berangkat jam 07.00 dikarenakan kami tau bahwa tujuan kami sangat jauh. Kami semua bersepakat kumpul di taman MIPA Universitas Negeri Malang. Pagi itu aku bergegas berangkat ke taman MIPA dengan membawa perbekalan yang telah aku siapkan malam sebelumnya.
Di
taman mipa tidak ada seorang pun, hanya ada sesosok makhluk besar yang ternyata
Dobol (Ikhmwan), teman q. ia juga ikut ke Bromo. Setelah itu Dobol izin untuk
menjemput ceweknya di Suhat. Ia bilang hanya 15 menit. Eh, ternyata tepat 15
menit dy udah kembali dengan membawa ceweknya. Buseeet, semangat kali pikir
aku, dan tak lama kemudian datanglah teman – teman lainnya.
Jam
8.00 semua telah siap, tinggal menunggu tenda. Kemudian kami semua berangkat
menuju kost kostannya Kori. Disana kami juga masih menunggu lamaaaa banget.
Sampai akhirnya jam 9.00 kami baru berangkat beneran.
Huuuf,
perjalanan ternyata amat sangat jauh sekali. Dulu aku pernah ke Probolinggo
sech, tapi.. aku rasa perjalanan kali ini sangatlah jauh. Awalnya aku
membonceng teguh. Aku senang dengan harapan bila aku capek, aku akan dapat
digantikan, namun sesampainya di Pasuruan, Ruth & Tamam menghilang. Mereka
ketinggalan jauh banget. La gimana enggak ketinggalan?? Kami semua cepat.
Setelah penungguan di perempatan pasuruan, akhirnya mereka ketemu. Kami
menjemput Fidya & akhirnya aku jadi membonceng Tamam, Teguh membonceng Ruth
dengan mengendarai sepeda motor Tamam.
Perjalanan
terus berlanjut, kami mengisi bensin dulu setelah perempatan tadi. Setelah
itu kami melanjutkan perjalanan menuju rumah Vina di Probolinggo. Saat di
perjalanan entah kenapa kami jadi terpisah menjadi 2 team. Team 1, Kunto
DKK telah lebih dulu sampai di rumah Vina. Sementara, aku, Tamam, Teguh,
Ruth & Ina malah kesasar jauuuhhhh banget sampai hampir Bondowoso. Ya, ini
karena kami mengikuti Ina. Katanya luruuuussss, udah tau nyasar, eh malah
diterusin? Akhirnya kami kembali ke Kota Kraksan & akhirnya kami semua
ngumpul di Rumah Vina
Sesampainya
di rumah Vina, kami istirahat, makan dan solat Jum’at. Saat itu terjadi event
yang menyenangkan, Fidya & Kunto merayakan ultah yang bersamaan dan
dibarengi dengan syukurannya Kunto karena dapet IP 3 untuk pertama kalinya.
Cieee… setelah makan, kami membersihkan diri.
Saat
di kamar mandi aku merasa ada yang aneh, air di rumah Vina seolah tidak mau
melunturkan air. Diduga air tersebut mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ yang
mengendapkan ion natrium dalam sabun. Sabun tersebut tetap terasa licin seperti
tidak hilang bersama air. Kata ibu Vina airnya yang licin, namun kami sebagai
bangsa kimia kami mengetahui hal itu. Untuk keterangan lebih jelas mengenai
cerita pengendapan tersebut dapat dibaca pada buku organic II Universitas dan
buku Teori VSEPR & buku Ikatan Ionik.
Setelah
selesei kami bersih bersih, akhirnya jam 15.00 kami berangkat menuju
Bromo. Saat perjalanan kami mengalami banyak kendala, salah satunya
sepeda motor kami sudah meronta kepanasan mesin karena jalannya terlalu
naik namun belum curam. Akhirnya kami istirahat di SPBU terakhir sebelum menuju
Bromo. Disana kami membeli bensin full dan mengisi gallon akua 1500ml dengan
bensin sejumlah 3 botol/ semua diletakkan di tasnya Tamam. Kemudian setelah
solat Ashar kami melanjutkan perjalanan menuju Bromo. Jalannya sangat naik.
Gear yang saya pakai rata rata antara 1 & 2. 3 itupun jarang.
Setelah
perjalanan lama, akhirnya kami sampai di Bromo jam 18.00. Kemudian kami segera
registrasi dan pergi ke ground camp untuk mendirikan tenda buat istirahat.
Setelah tenda jadi, aku Vina dan Kunto pergi menemui pak keamanan untuk
Registrasi ground camp. Pak keamanan berpesan untuk selalu menjaga lingkungan
dan menjaga kawan – kawan. Setelah registrasi, kami segera menyiapkan makan
malam. Huff, makan apa aja asal bareng teman jadinya menyenangkan.. Setelah
makan malam, Aku, Kunto, Vina & Fidya pergi menemui pak penduduk untuk
menanyakan jalan arah ke penanjakan. Saat itu kami sudah diperingatkan jika
naik HardTop lebih gampang, tapi dalam hati kami ngotot , Yakin & konsisten
untuk naik motor. Kemudian Aku, Kunto, Tamam, Dobol, dan Teguh pergi
mencari kayu bakar sesi I. kami dapat tapi tidak banyak. Kemudian Team
dibagi II, aku 1 team dengan kunto & tamam untuk mencari kayu bakar lagi.
Kami dapat banyak. Kemudian kami seneng seneng bareng… tapi Ina sudah KO
duluan. Ia di dalam tenda, sementara yang lain masih diluar. Kami saingan rame
dengan tenda sebelah. Ya walaupun jauh, tapi suara kami juaaaaaauuuuuhh lebih
kencang daripada mereka. Dalam perenungan malam, aku sempat menciptakan sebuah
puisi. Ya, karena aku suka menulis puisi
aku yang lagi mencengkeram leher tman
aku
Hari
semakin larut kemudian aku ingin beristirahat karena aku tau medan yang kami
lalui besuk subuh sangatlah curam dan terjal. Saat itu kunto mengajak aku cari
kayu bakar sesi III. Tapi aku tidur aja. 30 menit kemudian kami pada istirahat
di tenda. Yang tingal diluar hanyalah yang berpasangan seperti efida &
dobol; Kori&Cowoknya. Aku dan kunto tengah membahas suatu hal dengan
bahagia… yang didengarkan oleh tamam dan ditanggapi oleh Kadud.
Keesokan
paginya, kami bangun telat. Jam telah menunjukkan pukul 3.30 dini hari. Kami
segera mengemasi tenda dan berangkat ke penanjakan. Pagi pagi aku senang
bisa ketemu bule bule yang sedang lari lari. Namun, padang pasir ditambah
jalan yang gelap menyusahkan perjalanan kami, kemudian kami mendaki gunung
penanjakan dengan sepeda motor. Kami terus terang mengalami kesulitan karena
kami menghiraukan kata kata pak penduduk malam itu. Alhasil, kami mogok
ditengah jalan belum lagi kecelakaan yang menimpa Dobol. Ia masuk jurang. Untuk
masih hidup. Ia ditolong oleh team dari Surabaya. Mereka ternyata juga sama
sama gak kuat naik?? Hohohoo…akhirnya kami hanya berfoto foto di tengah tebing
penanjakan.
Setelah
istirahat sebentar, kami akhirnya turun ke padang pasir lagi guna persiapan ke
puncak Bromo. Setelah sarapan pagi, kami bergegas pergi ke puncak Bromo. Kami
jalan kaki kesana. Dalam perjalanannya, kami terus tertawa. Hal tersebut
dikarenakan karena Fidya & Ina yang takut naik kuda. Aku, Kunto & Kadud
berlomba lari menaiki tebing demi tebing. Sebelum sampai pada anak tangga
menuju kawah. Huuufff, nafasku semakin ter engah engah, karena konsentrasi gas
hydrogen sulfur yang dikeluarkan sangat pekat. Diatas kami berfoto foto
dan berbincang bincang dengan team dari Surabaya tadi.
Saat tiba di puncak bromo, aroma
hidrogen sulfida sangat menyengat karena karena banyak dihasilkan oleh kawah
gunung bromo. Tapi yang kami salutkan, disana ada bapak bapak dengan modal
sarung mampu turun menuju kawah bromo. entah apa yang ia lakukan, yang jelas ia
tampak tenang sekali saat menuruni kawah tersebut.
Setelah
puas kami bergaya, akhirnya kami turun. Dalam perjalanan turun, Kunto mengajak
aku untuk naik bukit Bathok yang ada disebelah kawah bromo. Pertama yang ingin mencoba
tantangan adalah Aku, Kunto, Kadud, Tamam ,tmannya ,kadud & Teguh, namun
entah kenapa kami terpisah dan yang tersisa hanya Aku, Kunto & kadud.
Setelah pendakian kami berfoto foto diatas bukitnya.
Setelah
itu kami turun dan pulang ke rumah masing masing. Kami pulang lewat
Poncokusumo.
Huuffff,
perjalanan yang indah dan menyenangkan…..
No comments:
Post a Comment