Catatan Si Bolang

Ilmu pengetahuan itu mahal, tp jika berbagi dengan gratis, sayang sekali bila tidak dimanfaatkan, bukan ?

Wednesday, June 26, 2013

Bermain di Bromo




Cerita ini terjadi pada 24/08/2009. Pagi itu aku adalah hari Jum’at. Aku dan teman – teman telah siap berangkat ke gunung bromo. Saat itu jam masih menunjukkan pukul 06.30 kami bersepakat untuk berangkat jam 07.00 dikarenakan kami tau bahwa tujuan kami sangat jauh. Kami semua bersepakat kumpul di taman MIPA Universitas Negeri Malang. Pagi itu aku bergegas berangkat ke taman MIPA dengan membawa perbekalan yang telah aku siapkan malam sebelumnya.


Di taman mipa tidak ada seorang pun, hanya ada sesosok makhluk besar yang ternyata Dobol (Ikhmwan), teman q. ia juga ikut ke Bromo. Setelah itu Dobol izin untuk menjemput ceweknya di Suhat. Ia bilang hanya 15 menit. Eh, ternyata tepat 15 menit dy udah kembali dengan membawa ceweknya. Buseeet, semangat kali pikir aku, dan tak lama kemudian datanglah teman – teman lainnya.
Jam 8.00 semua telah siap, tinggal menunggu tenda. Kemudian kami semua berangkat menuju kost kostannya Kori. Disana kami juga masih menunggu lamaaaa banget. Sampai akhirnya jam 9.00 kami baru berangkat beneran.
Huuuf, perjalanan ternyata amat sangat jauh sekali. Dulu aku pernah ke Probolinggo sech, tapi.. aku rasa perjalanan kali ini sangatlah jauh. Awalnya aku membonceng teguh. Aku senang dengan harapan bila aku capek, aku akan dapat digantikan, namun sesampainya di Pasuruan, Ruth & Tamam menghilang. Mereka ketinggalan jauh banget. La gimana enggak ketinggalan?? Kami semua cepat. Setelah penungguan di perempatan pasuruan, akhirnya mereka ketemu. Kami menjemput Fidya & akhirnya aku jadi membonceng Tamam, Teguh membonceng Ruth dengan mengendarai sepeda motor Tamam.
Perjalanan terus berlanjut, kami mengisi bensin dulu setelah perempatan tadi. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju rumah Vina di Probolinggo. Saat di perjalanan entah kenapa kami jadi terpisah menjadi 2 team. Team 1, Kunto DKK telah lebih dulu sampai di rumah Vina. Sementara, aku, Tamam, Teguh, Ruth & Ina malah kesasar jauuuhhhh banget sampai hampir Bondowoso. Ya, ini karena kami mengikuti Ina. Katanya luruuuussss, udah tau nyasar, eh malah diterusin? Akhirnya kami kembali ke Kota Kraksan & akhirnya kami semua ngumpul di Rumah Vina
Sesampainya di rumah Vina, kami istirahat, makan dan solat Jum’at. Saat itu terjadi event yang menyenangkan, Fidya & Kunto merayakan ultah yang bersamaan dan dibarengi dengan syukurannya Kunto karena dapet IP 3 untuk pertama kalinya. Cieee… setelah makan, kami membersihkan diri.


Saat di kamar mandi aku merasa ada yang aneh, air di rumah Vina seolah tidak mau melunturkan air. Diduga air tersebut mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ yang mengendapkan ion natrium dalam sabun. Sabun tersebut tetap terasa licin seperti tidak hilang bersama air. Kata ibu Vina airnya yang licin, namun kami sebagai bangsa kimia kami mengetahui hal itu. Untuk keterangan lebih jelas mengenai cerita pengendapan tersebut dapat dibaca pada buku organic II Universitas dan buku Teori VSEPR & buku Ikatan Ionik.
Setelah selesei kami bersih bersih, akhirnya jam 15.00 kami berangkat menuju Bromo. Saat perjalanan kami mengalami banyak kendala, salah satunya sepeda motor kami sudah meronta kepanasan mesin karena jalannya terlalu naik namun belum curam. Akhirnya kami istirahat di SPBU terakhir sebelum menuju Bromo. Disana kami membeli bensin full dan mengisi gallon akua 1500ml dengan bensin sejumlah 3 botol/ semua diletakkan di tasnya Tamam. Kemudian setelah solat Ashar kami melanjutkan perjalanan menuju Bromo. Jalannya sangat naik. Gear yang saya pakai rata rata antara 1 & 2. 3 itupun jarang.


Setelah perjalanan lama, akhirnya kami sampai di Bromo jam 18.00. Kemudian kami segera registrasi dan pergi ke ground camp untuk mendirikan tenda buat istirahat. Setelah tenda jadi, aku Vina dan Kunto pergi menemui pak keamanan untuk Registrasi ground camp. Pak keamanan berpesan untuk selalu menjaga lingkungan dan menjaga kawan – kawan. Setelah registrasi, kami segera menyiapkan makan malam. Huff, makan apa aja asal bareng teman jadinya menyenangkan.. Setelah makan malam, Aku, Kunto, Vina & Fidya pergi menemui pak penduduk untuk menanyakan jalan arah ke penanjakan. Saat itu kami sudah diperingatkan jika naik HardTop lebih gampang, tapi dalam hati kami ngotot , Yakin & konsisten untuk naik motor. Kemudian Aku, Kunto, Tamam, Dobol, dan Teguh pergi mencari kayu bakar sesi I. kami dapat tapi tidak banyak. Kemudian Team dibagi II, aku 1 team dengan kunto & tamam untuk mencari kayu bakar lagi. Kami dapat banyak. Kemudian kami seneng seneng bareng… tapi Ina sudah KO duluan. Ia di dalam tenda, sementara yang lain masih diluar. Kami saingan rame dengan tenda sebelah. Ya walaupun jauh, tapi suara kami juaaaaaauuuuuhh lebih kencang daripada mereka. Dalam perenungan malam, aku sempat menciptakan sebuah puisi. Ya, karena aku suka menulis puisi
aku yang lagi mencengkeram leher tman aku

Hari semakin larut kemudian aku ingin beristirahat karena aku tau medan yang kami lalui besuk subuh sangatlah curam dan terjal. Saat itu kunto mengajak aku cari kayu bakar sesi III. Tapi aku tidur aja. 30 menit kemudian kami pada istirahat di tenda. Yang tingal diluar hanyalah yang berpasangan seperti efida & dobol; Kori&Cowoknya. Aku dan kunto tengah membahas suatu hal dengan bahagia… yang didengarkan oleh tamam dan ditanggapi oleh Kadud.
Keesokan paginya, kami bangun telat. Jam telah menunjukkan pukul 3.30 dini hari. Kami segera mengemasi tenda dan berangkat ke penanjakan. Pagi pagi aku senang bisa ketemu bule bule yang sedang lari lari. Namun, padang pasir ditambah jalan yang gelap menyusahkan perjalanan kami, kemudian kami mendaki gunung penanjakan dengan sepeda motor. Kami terus terang mengalami kesulitan karena kami menghiraukan kata kata pak penduduk malam itu. Alhasil, kami mogok ditengah jalan belum lagi kecelakaan yang menimpa Dobol. Ia masuk jurang. Untuk masih hidup. Ia ditolong oleh team dari Surabaya. Mereka ternyata juga sama sama gak kuat naik?? Hohohoo…akhirnya kami hanya berfoto foto di tengah tebing penanjakan.



Setelah istirahat sebentar, kami akhirnya turun ke padang pasir lagi guna persiapan ke puncak Bromo. Setelah sarapan pagi, kami bergegas pergi ke puncak Bromo. Kami jalan kaki kesana. Dalam perjalanannya, kami terus tertawa. Hal tersebut dikarenakan karena Fidya & Ina yang takut naik kuda. Aku, Kunto & Kadud berlomba lari menaiki tebing demi tebing. Sebelum sampai pada anak tangga menuju kawah. Huuufff, nafasku semakin ter engah engah, karena konsentrasi gas hydrogen sulfur yang dikeluarkan sangat pekat. Diatas kami berfoto foto dan berbincang bincang dengan team dari Surabaya tadi.
Saat tiba di puncak bromo, aroma hidrogen sulfida sangat menyengat karena karena banyak dihasilkan oleh kawah gunung bromo. Tapi yang kami salutkan, disana ada bapak bapak dengan modal sarung mampu turun menuju kawah bromo. entah apa yang ia lakukan, yang jelas ia tampak tenang sekali saat menuruni kawah tersebut.

Setelah puas kami bergaya, akhirnya kami turun. Dalam perjalanan turun, Kunto mengajak aku untuk naik bukit Bathok yang ada disebelah kawah bromo. Pertama yang ingin mencoba tantangan adalah Aku, Kunto, Kadud, Tamam ,tmannya ,kadud & Teguh, namun entah kenapa kami terpisah dan yang tersisa hanya Aku, Kunto & kadud. Setelah pendakian kami berfoto foto diatas bukitnya.

Setelah itu kami turun dan pulang ke rumah masing masing. Kami pulang lewat Poncokusumo.
Huuffff, perjalanan yang indah dan menyenangkan…..


No comments:

Post a Comment