Malioboro? tentu sudah tidak asing lagi kita dengan tempat wisata jogja yang satu ini. Maliboro merupakan wisata kebudayaan yang ada dijogajakarata. Sekarang Malioboro Tak hanya sebagai tempat wisata budaya namun Malioboro Jogja juga sudah menjelma menjadi surganya wisata belanja. Sehingga tak jarang orang menyebutnya sebagai pasar Malioboro Yogyakarta. Malioboro ramai disiang hari dan akan semakin ramai saat malam hari. Oleh karenanya malioboro selalu asik menjadi tempat nongkrong dan berwisata.
Di Malioboro kita dapat menemukan berbagai cindera mata khas jogja yang unik dan cantik. Selain itu banyak juga dijajakan beragam pakaian batik indonesia dengan kualitas yang cukup bagus. jika anda lapar, anda tak usah kawatir karena di tempat ini kita juga berwisata kuliner makanan khas jogja dengan harga yang cukup murah dan terjangkau.
foto : aaap2014.ugm.ac.id
Sekarang Malioboro lebih dikenal sebagai tempat wisata belanja. Namun apakah anda tahu sejarah Malioboro sebagai bagian dari warisan budaya yang da di Yogyakarta. Dilihat dari sisi sejarah malioboro, Malioboro yang diambil dari bahasa sansekerta ini memiliki arti karangan bunga. Konon dari zaman dahulu, kala Keraton Yogyakarta mengadakan acara budaya di Jalan Malioboro yang memiliki panjang sekitar 1 km ini dihiasi penuh dengan karangan bunga.
Kalau kita lihat jauh ke belakang juga kita akan temukan kisah yang menjadi latar belakang mengapa Jalan Malioboro yang kala itu sepi menjadi pusat dan surganya cinderamata. Kita pasti tahu, Yogyakarta merupakan kota yang istimewa pada masa itu karena bebas dari intervensi Belanda. Itu dikarenakan Ratu Belanda belajar di Yogyakarta. Dan, dari kabar yang beredar kala itu, Ratu Belanda dikabarkan mempunyai perasaan khusus pada Sultan Hamengkubowono IX.
Namun kita juga harus kembali melihat ke belakang. Di masa Sultan Hamengkubowono I , sang Sultan mengangkat seorang kapiten dari Cina yang bernama Tan jin Sing. Tan Jin Sing memiliki nama jawa Setjodiningrat, mirip dengan nama tempat tinggalnya yaitu ndalem Setjodingratan. Lambat laun, kawasan itu tumbuh menjadi semacam kompleks pecinan. Di kompleks pecinan itu banyak warganya yang membuka semacam toko yang menjual aneka barang kelontong dan juga menjual berbagai jenis emas dan pakaian.
Jalan Malioboro membentang dari utara ke selatan tepatnya dari Tugu Yogyakarta sampai dengan perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Jalan lain yang merupakan jalan – jalan utama Yogyakrta yang membentuk Garis Imaginer Keraton Yogyakarta adalah Jalan Pangeran Mangkubumi dan Jalan Jend. Ahmad Yani.
Pada tahun 1916, kompleks pecinan berubah menjadi kawasan yang berkembang perekonomiannya dan bahkan mengalahkan Kota Gede. Apalagi pada masa itu dibangun Pasar Beringharjo di salah satu sisi Jalan Malioboro dan mulai beroperasi pada tahun 1926 yang semakin membuat maju perekonomian di tempat ini. Awalnya jalan sepi yang juga berfungsi sebagai penghubung titik stasiun sampai Benteng Rusternburg ( sekarang dikenal dengan nama Benteng Vredeburg ) dan Keraton Yogyakarta ini, saat ini menjelma menjadi salah satu pusat perekonomian terpenting di Yogyakarta. Selain itu, Jalan Malioboro juga mempunyai daya tarik sendiri sebagai tempat wisata budaya dan wisata belanja hingga sekarang.
Walaupun malioboro telah berkembang cukup pesat namun tidak serta merta merubah JAlan Malioboro yang menjadi tempat diadakanannya beragam acara kebudayaan. Sampai saat ini masih rutin diadakan acara yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri sebagai tempat wisata, diantaranya Jogja Java Carnival, Pekan Budaya Tionghoa, Karnaval Malioboro, Festival Kesenian Yogyakarta dan masih banyak lagi acara yang mempunyai keistimewaan tersendiri. Para wisatawan juga dapat merasakan budaya lesehan yang masih ada hingga sekarang dan diramaikan oleh para seniman Yogyakarta.
Untuk mendapat penginapan yang strategis di wilayah Yogyakarta ini juga tak perlu dikhawatirkan para wisatawan, karena banyak sekali terdapat penginapan dan hotel dekat malioboro. Penginapan tersebut diantaranya Hotel Ibis Yogyakarta Malioboro, Hotel Intan, Hotel Puri, Hotel Pantes, Losmen Famili, Bladok Losmen, Penginapan Harum, dan masih ada berpuluh – puluh lagi penginapan yang tersebar tak jauh dari Jalan Malioboro Yogyakarta.
Untuk masalah oleh – oleh jelas di Jalan Malioboro merupakan tempat terbaik Tak hanya beraneka ragam cenderamata, pakaian, pernak – pernik tetapi juga beraneka makanan khas dijual di sini. Jadi Jalan Malioboro Yogyakarta merupakan tempat paling tepat dan tidak akan mengecewakan bagi wisatawan yang berlibur ke sana. Ya , , , wisata budaya yang sekaligus menyatu bersama surganya wisata belanja pernak pernik aneka jenis cenderamata khas Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment