BANYUWANGI -
Meninggalnya seorang pendaki di Gunung Ijen, bernama Gatot Handoko (40)
asal Singaraja, Bali menjadi perhatian khusus Badan Penanggulangan
Bencana (BPBD) Kabupaten Banyuwangi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Banyuwangi Wiyono menghimbau bagi seluruh pendaki Gunung Ijen
untuk selalu memperhatikan kesehatan dan kesiapan dalam melakukan
pendakian. Kesehatan diantaranya melakukan cek kesehatan di puskemas
terdekat, sebelum melakukan pendakian. Sedangkan untuk kesiapan
diantaranya mempersiapkan bekal makanan yang cukup dan peralatan
pendakian yang sesuai standart.
"Ini pelajaran bagi kita semua,
sebaiknya seluruh pendaki memperhatikan kesehatan dan kesiapan ketika
akan melakukan pendakian ke Gunung Ijen," kata Wiyono saat dikonfirmasi
sunriseofjava.com melalu seluler, Minggu (25/08/203).
Wiyono menambahkan, pendaki yang
meninggal dunia sebenarnya masih berada di wilayah aman Gunung Ijen
yaitu masih berada pada 1,5 kilometer sebelum bibir kawah. Hanya saja
pendaki kurang memperhatikan kesehatan dan kelengkapan pendakian,
apalagi setelah melakukan perjalanan jauh dari Singaraja, Bali ke
Banyuwangi, Jawa Timur dengan menggunakan sepeda motor.
"Itu masih dalam jarak aman, tapi saya
menilai pendaki sedang kelelahan setelah melakukan perjalanan
menggunakan sepeda motor," tegas Wiyono.
Minggu (25/08/2013) dini hari seorang
wisatawan Gunung Ijen dikabarkan tewas sebelum selesai melakukan
pendakian ke kawah Ijen. Wisatawan bernama Gatot Handoko (40) asal
Singaraja, Bali tersebut diduga mengalami kelelahan dan serangan
jantung.
Pegawai Kantor Pos Singaraja ini
mengeluh dadanya sakit dan akhirnya memutuskan untuk tidak meneruskan
pendakian. Saat perjalanan pulang itulah korban terjatuh dan tak
sadarkan diri. Korban akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 05.00 Wib
setelah sempat dilarikan ke RSUD Blambangan Banyuwangi.
Sekitar pukul 16.00 Wib mayat korban
sudah tiba di rumah duka, Singaraja, Bali, setelah sebelumnya
disemayamkan di RSUD Blambangan. (Anton Saverius)
No comments:
Post a Comment